M. Aang Rahmat.
(Ilmiyah Tauhid)
TIDAK ADA YANG KEBETULAN....…
============================
Ini salahsatu kalam Syaikh Mursyid Pangersa Abah Aos ra.qs.
Berulang-ulang Pangersa Abah Aos menyampaikan ini, semenjak khidmah ilmiyah di Suryalaya sampai sekarang.
Dengan kalam ini, Abah meluruskan bahasa yang sering kita ucapkan seperti:
- Kebetulan ketemu disini....
- Kebetulan ada yang ngasih....
- Eeeh kebetulan hujan....
- Maaf saya tidak hadir kebetulan ada tamu.....
Dan lain-lain....
Ditinjau secara syari'at kata kebetulan berarti adanya suatu kejadian yang tidak direncanakan atau tidak diniatkan oleh kita.
Karena perbuatan / kejadian / amal manusia, menurut pandangan manusia, terbagi dua:
1. Amal ikhtiyari yaitu perbuatan / kejadian yang direncanakan seperti makan, minum, meeting, sholat, puasa dll.
2. Amal idhtirori yaitu perbuatan / kejadian yang tidak direncanakan / diluar kendali manusia.
Seperti: mimpi, sakit, jatuh dll.
Sedangkan menurut pandangan Alloh, semua perbuatan atau kejadian manusia ada dalam taqdir / kehendak / rencana Alloh.
Bahasa kebetulan ini memang tidak full salah secara total, tapi dengan bahasa kebetulan, dikhawatirkan menjadi akidah yang tertanam dihati.
Lalu apa makna kebetulan ini sehingga abah mewanti-wanti bahasa ini dengan serius...?
Ketika kita mengucapkan " kebetulan " pada suatu kejadian, bisa berarti:
1. Tidak ada kuasa dan kehendak (qudrot & irodah) Alloh pada kejadian tersebut.
2. Kejadian tersebut tidak ada di ilmu Alloh.
3. Kejadian tersebut tidak ada di lauhil mahfudh.
Jika ini menjadi keyakinan maka kufurlah kita.
Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh.
Dan segalanya telah tercatat di lauh mahfudz.
Ayat ini mewakili ayat - ayat yang lain, bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh,
Dan semua tercatat di lauh mahfudz.
(وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ)
Dan pada Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
[Surat Al-An'am 59]
Sekecil apapun yang terjadi semua itu kehendak Alloh tidak ada yang kebetulan.
Sedikit saja ragu akan kehendak Alloh maka kufurlah kita.
Maka sebaiknya jangan berkata atau menulis lagi kata kebetulan.
Apalagi bagi yang sudah ditalqin sudah punya Dzikir khofi, harus sudah otomatis ketika mengalami satu kejadian apapun, refleks meyakini bahwa itu kehendak Alloh.
كل شيء باب الى الله
Segala sesuatu adalah pintu untuk mengingat Alloh.
Bila kita mengalami suatu kejadian yang tidak kita rencanakan jangan mengucap " kebetulan......"
lebih aman mengucapkan seperti:
- alhamdulillah kita bertemu disini....
- alhamdulillah saya sedang perlu ada yang ngasih....
- alhamdulillah hujan....
- maaf saya tidak bisa hadir, ada tamu....
- dll...
Sabda Abah: "Tidak ada yang kebetulan" itu tujuannya:
1. Mendidik kita untuk menerapkan tauhid pada kehidupan sehari-hari.
2. Mengamalkan rukun iman yg ke 6
3. Membuktikan Dzikir khofi
4. Meyakini kehendak dan kuasa Alloh.
5. Pengamalan ihsan.
6. Menumbuhkan rasa sabar dan sadar atas segala kejadian baik / buruk.
Sekali lagi...
TIDAK ADA YANG KEBETULAN....
0 Komentar