Ad Code

1. Jangan Membenci Ulama yang Sezaman | 2. Jangan Menyalahkan Ajaran Orang Lain | 3. Jangan Memeriksa Murid Orang Lain | 4. Jangan Berubah Sikap Meski Disakiti Orang Lain | HARUS MENYAYANGI ORANG YANG MEMBENCIMU

Ticker

6/recent/ticker-posts

Khidmat Ilmiah



 
KH. Muhammad Sholeh Mukhtar Hujjatul ‘Arifin Ra (Abah Sholeh), Khitmat Ilmiah manaqib di jalan Tanjung, Menteng, Jakarta (24/01/2015).
Pertama dan utama yang sama-sama kita cintai Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi Al Kamil Mukamil Qs, mudah-mudahan kita semua, anak cucu kita, saudara kita, tetangga kita, orang yang melihat kita sehingga mendapat Barokah serta Karomah dari Beliau sehingga dapat mengamalkan amaliah TQN PPS dengan istiqomah.
Mudah-mudahan kita selalu bertambah ilmu, bertambah amal, bertambah akhlak, bertambah rasa, dekat kepada Alloh dan dekat kepada orang yang selalu dekat kepada Alloh, dekat kepada amalan yang mendekatkan diri kita kepada Alloh Swt.
Alhamdulillah, kita dapat hadir didalam acara yang mulia, bersama Guru Kita Abah Aos yang dimuliakan oleh Alloh, mudah-mudah kita dapat dibawa selalu mulia bersama Beliau.
Bersyukur kehadirat Alloh Swt, kita dapat selalu bersama-sama dengan Guru Mursyid kita, inilah sosok manusia yang Sebagaimana diterangkan didalam hadits Rosululloh Saw yang diriwayatkan oleh Syadad bin Hakim, yang menerangkan bahwa :
“Apabila ada tiga perkara pada diri seseorang, maka hendaklah orang tersebut bertugas (wajib menyampaikan) untuk mengajarkan kepada manusia serta membimbingkan kepada manusia, kalau tiga perkara ini tidak ada hendaklah dia tinggalkan majlis tersebut (tidak usah mengajar), tiga tersebut adalah :
pertama ; Memberikan peringatan terhadap umat manusia tentang nikmat Alloh, lalu agar manusia dapat mensyukuri nikmat itu.
Maka kita oleh Abah Aos dibimbingkan Sholat syukur nikmat yang tak terhingga, agar kita semakin banyak bersyukur kepada Alloh atas nikmat-nikmat –Nya, Dzikir juga sudah termasuk tanda syukur tetapi ditambah lagi syukur nikmat tersebut dengan Sholat syukur nikmat, agar syukur itu menjadi nampak , secara lisan, terlihat, dan terdengar.
Karena orang semakin pandai bersyukur atas nikmat Alloh maka orang itu semakin baik dihadapan Alloh, terkadang kita merasa sudah bersyukur padahal belum bersyukur maka kita sebagai ikhwan dibimbingkan Sholat syukur nikmat. Dan syukur jika dibicarakan tidak akan habis-habis karena nikmat Alloh itu tidak ada habis-habisnya.
Jika kita tidak bertemu dengan Syeikh Mursyid, kita merasa sudah bersyukur padahal belum sama sekali bersyukur. Dahulu merasa sudah bersyukur sudah dapat mengaji, dahulu pemahaman mengaji itu harus dengan membawa kitab jika mengaji tidak membawa kitab, pengajian itu akan dicela(diolok-olok).  Jika dahulu mengaji itu harus dengan membawa kitab, pena dan perlengkapan alat tulis lainnya, tetapi setelah belajar dzikir, belajar dzikir itu tidak membawa kitab tetapi memang mengaji dengan membawa kitab itu memang lebih bagus apalagi mengkaji Kitab Mifathus Shudur, tetapi kitab kita yang sesunguhnya selalu dibawa setiap saat, yaitu Qolbu.
Sebagaimana diterangkan didalam Kitab Anwarul Qudsiah, Imam Sya’roni Ra menjelaskan : “Kitab seorang murid adalah qolbunya”.
Jika dahulu mengaji harus dengan kitab dan alat tulis bahkan untuk para mahasiswa sekarang ini lebih canggih lagi yaitu mengaji (kuliah) dengan mengunakan komputer (laptop), dan kita belajar dzikir komputer(laptop) nya adalah Qolbu. Bahkan para Ahli pun mengatakan jika komputer(laptop) dibandingkan dengan kekuatan memori Qolbu, Qolbu itu lebih canggih daipada komputer(laptop),  inilah Qolbu yang selalu kita bawa kemana-mana.
Inilah yang kita bawa dengan ditalqin sekali, mengamalkannya seumur hidup, tidak hanya didunia saja berdzikir bahkan sampai ke Alam Baqo tetap berdzikir, itulah ketika ruh ditalqinkan dzikir, sekarang ini pun berdzikir dan sampai ketika setelah dibangkitkan juga tetap dalam keadaan berdzikir.
Nikmat dari Alloh itu tidak terhingga, dari ujung rambut sampai ujung kaki nikmat Alloh itu tidak dapat dihitung.
Untuk men-syukuri jumlah rambut kita yang jumlahnya 124.000 dan mensyukuri jumlah ruas tulang yang jumlahnya 360 ruas, jika itu semua harus kita syukuri seperti satu jumlah rambut dan satu ruas tulang dengan satu dzikir saja itu sudah banyak yang harus kita syukuri, belum lagi berapa jumlah tetes darah yang harus kita syukuri, belum lagi sudah berapa dari jumlah kedipan mata yang harus kita syukuri, dan itulah jumlah nikmat Alloh yang sangat banyak.
Seperti ucapan Nabi Daud As, : “Bagaimana Aku dapat bersyukur nikmat kepada-Mu, sedangkan ucapan syukur ini pun dari- Mu, Ya Alloh,”,  jika sudah merasakan demikian itu, itulah Syukur.
Untuk bersyukur kepada Alloh, sedangkan ucapan syukurnya saja itu diberikan oleh Alloh, dan tetapi itulah syukur, kita pasrahkan saja semuanya kepada Alloh dari nikmat yang tidak terhingga dari nikmat yang tidak terhitung.
Nabi Daud menanyakan kembali kepada Alloh : “Ya Alloh, apa dari nikmat Mu yang paling terkecil yang diberikan kepada ku ?”, dan Alloh memerintahkan kepada Nabi Daud As : “Sekarang engkau pejamkan matamu, lalu buka kembali mata mu, maka itu juga termasuk nikmat dari-KU” . dan Nabi Daud As pun bersujud syukur kepada Alloh.
Maka doa sujud suyukur adalah :
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ أَمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِى خَلَقَهُ وَ صَوَّرَهُ فَأَحْسَنَ صُورَتَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنَ اْلخَا لِقِيْنَ
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ  , ( Allohumma laka Sajadtu )  Yaa Alloh, hanya kepada Mu kami sujud,
وَبِكَ أَمَنْتُ , ( wa bika a mantu ) hanya kepada Mu kami ber-Iman,
وَلَكَ أَسْلَمْتُ , ( wa bika as lamtu ) hanya kepada Mu kami berpasrah,
سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِى خَلَقَهُ وَ صَوَّرَهُ فَأَحْسَنَ صُورَتَهُ,  ( sajada waj hiya lilladzi kholaqohu  wa ahowwa rohu fa akhsan shuu ro tahu ) bersujud kepada Alloh yang menciptakan, dengan memberikan rupa yang baik(indah) ini semua kita tidak pernah meminta itu semua Alloh yang memberikannya,
وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ  , ( wa sya qo sam ‘ahu wa basho rohu ) Alloh yang telah membukakan pendengaran kita, dan membukakan penglihatan kita.
فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنَ اْلخَا لِقِيْنَ , ( fatabaa rokallohu ahsanal khoo liqiin ) Maha Suci Alloh dengan sebaik-baik Yang Menciptakan, dengan secara ciptaan khuluq itu (muka/wajah kita) ciptaan secara ruhani adalah qolbu kita ini lah hati kita yang selalu berdzikir (dzikir khofi )kepada Alloh Swt.
Kedua : memberi perhatian kepada manusia untuk bertaubat,
Inilah kita dibimbingkan dzikir, dan sebaik-baiknya taubat yaitu dzikir dan istighfar :
“dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendirinya, lalu mereka berdzikir dan beristighfar memohon ampun terhadap segala dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Alloh? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya sedang mereka mengetahui”. (Ali Imron : 135)
Dan bahkan kita dibimbingkan juga untuk membaca sholawat,
Inilah tugas orang yang mempunyai sifat ini wajib menyampaikannya , dan kita sudah disampaikan itu, jika kita tidak bertemu Syeikh Mursyid tidak akan dapat mencapai hal ini.
Ketiga : Memberi peringatan kepada manusia akan musuhnya yaitu Iblis,
Maka hendaklah kita berhati-hati, memang kita tidak boleh ada musuh, bahkan disebutkan juga tidak ada teman untuk syetan, biarkan iblis saja yang memusuhi kita, kita jangan sampai memusuhi iblis,
 أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يٰبَنِىءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوْا الشَّيْطَانَ
إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ﴿يس:٦۰
“Bukankah AKU telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah Syetan. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu” (QS. Yasin : 60)
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِيْنٌ﴿الزخرف:٣٦
   “dan barang siapa menjauhkan diri dari Dzikir Rohman, akan dipengaruhi syaitan yang ia menjadi temannya” (QS. Az Zukhruf : 36)

Dzikir itu bukan untuk memusuhi dan membunuh syaitan, dengan dzikirlah syaitan itu akan lari menyelinap.
 Maka dari itu agar kita selalu menjaga (membentengi) diri dengan dzikir  yaitu untuk membentengi diri dari gangguan godaan syetan,
ذِكْرُ اللهِ حِصْنٌ مِنْ الشَّيْطَانِ
“Dzikir kepada Alloh, menjadi benteng daripada godaan syetan”
Jika kita melawannya tidak akan sanggup untuk melawannya karena syetan dapat melihat kita sedangkan kita tidak dapat melihatnya. Maka kita alatnya sudah diberikan oleh Syeikh Mursyid untuk membentengi dari segala gangguan dan godaan syaitan.
Jika seseorang memiliki tiga sifat ini maka wajib menyampaikan, dan jika tidak ada walau salah satunya saja apalagi tiga-tiganya tidak ada hendaklah tinggalkan majlis itu.
Dan kita sudah mendapatkan semua bimbingan itu, dan tinggal merawat semua alatnya adalah dengan dzikir.
Dengan berthoriqoh kita akan mendapatkan ketiga-tiganya, dengan Thoriqoh kita akan mendapatkan Syukur, dan dengan Thoriqoh taubat dan dengan Thoriqoh kita mendapatkan perlindungan dari gangguan syaitan.
Semuanya dengan Dzikir, disebutkan tidak ada yang lebih besar daripadanya kecuali Dzikir.

Posting Komentar

0 Komentar