Ad Code

1. Jangan Membenci Ulama yang Sezaman | 2. Jangan Menyalahkan Ajaran Orang Lain | 3. Jangan Memeriksa Murid Orang Lain | 4. Jangan Berubah Sikap Meski Disakiti Orang Lain | HARUS MENYAYANGI ORANG YANG MEMBENCIMU

Ticker

6/recent/ticker-posts

Hidmat Ilmiah Manaqib (HIM)


Masjid Raya AL BANTANI
(Komplek Pemkot Provinsi Banten).

Sabtu, 18-05-2019/13 Ramadhan 1440 H
Oleh : Mahmud Jonsen al Maghribi

Assalamu'alaikum Wr Wb
Alhamdulillaah, washsholatu wassalamu 'ala rosulillaah Muhammadin ibni abdillaah wa 'ala alihi wa shahbihi wa man tabi'ahum ila yaumil qiyamah. 

Amma ba'du...
Fa qola ta'ala fil quranil karim :
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

Wa qolannabiyyu Saw. :
كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به

صدق الله العظيم، وصدق رسوله النبي الكريم، ونحن على ذلك من الشاهدين.

Ila hadhroti Ahli Silsilah TQN PPS, bil khusus pangersa Abah Aos q.s. Fa Insya Alloh haadza kalaamulloh, wa kalaamurrosululloh, wa kalaamu khalifatul Mursyid,  al faatihah...

*******
Para Wakil Talqin, pemangku manaqib, da'i-da'iyah, ikhwan wal akhwat rohimatulloh...

Puji serta syukur kita kepada Alloh, dengan bukti langkah-langkah kita ke tempat yang mulia ini, dalam acara yang juga dimuliakan Alloh Swt. yaitu acara yang sudah menjadi milik kita, amaliyah kita yang kita terima dari Guru Mursyid kita. Semoga kita selalu istiqomah di jalan-Nya.
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). (QS. Al Jin : 16).

Shalawat juga salam semoga selalu tercurahkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw. dan kepada keluarganya, sahabatnya, istri dan anaknya,  cucu dan ahli baitnya dan bagi siapa saja yang masuk di dalam rumahnya. Al-Faatihah.... aamiin YRA.

******
Untuk pangersa Abah Aos q.s. yang pada hari ini berulang tahun ke-77, semoga dipanjangkan usia dunianya, ditambah-tambah berkah karomahnya, selalu sejahtera, sehat sentosa dan bahagia, dan bahagia, dan bahagia...untuk kita semua, segalanya, selamanya al faatihah....aamiin.

Kata pengersa Abah, kita semua sudah bahagia, dan selalu akan bahagia, alhamdulillaah. Kenapa? Karena Alloh telah menyempurnakan nikmat-Nya untuk kita lahir dan batin.
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً
Artinya :
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.

Nikmat apa? Yaitu Nikmat Dzikir. Shirotolladzina an'am ta (yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri Nikmat).

Yang mana nikmat lahir? Yaitu Dzikir yang terlihat oleh mata dan terdengar oleh telinga. Sedang nikmat batin, yaitu Dzikir yang tersembunyi. Rahasia, tapi tidak dirahasiakan bagi yang mau dan minta kepada Ahli-Nya.

Oleh karena itu Alloh mengabarkan dalam hadits Qudsiyyi :
كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به
Artinya :
Setiap amal anak Adam itu untuknya, kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, maka Akulah yang akan membalasnya.

Hadits ini mungkin bukan kali pertama kita dengar, akan tetapi mungkin kita masih belum jelas apa sebenarnya yang dimaksud dengan kalimah "Lahu/Baginya" dan kalimah "Lii/Bagi-Ku" juga kalimah "ajri bihi" dalam hadits tersebut.

Sebenarnya bisa dikatakan bahwa, secara tersirat hadits qudsi tersebut adalah penggambaran dari adanya ibadah yang terlihat (lahir) dan ibadah yang tidak terlihat (batin). 

Maksudnya, semua ibadah yang lahir itu terbuka peluang bagi orang lain untuk melihat aktivitas ibadah yang kita lakukan. Pasti terlihat oleh mata dan terdengar telinga.

Apa saja ibadah lahir itu?
Nah, mari kita lihat, kita mulai dari syahadat saja, yaitu dzikir jahar. Ketika kita berdzikir, bisa dilihat bibir kita bergerak suara kita pun terdengar. Kemudian sholat, sholat juga bisa terlihat juga terdengar. Zakat juga demikian, bisa dilihat. Bahkan haji pun demikian bisa kita lihat dan kita dengar.

Tapi kalau puasa, siapa yang tahu kalau orang tersebut sedang puasa atau tidak berpuasa? 

Ikhwan wal akhwat yang berbahagia,
Untuk ibadah lahir, pahalanya ditampakkan oleh Alloh. Misalnya sholat, baik sholat sendiri (munfarid) atau sholat berjamaah. Sholat sendiri pahalanya 1 derajat, sedang sholat berjamaah pahanya 27 derajat. Apalagi di Masjidil Harom, sholat di masjidil harom pahalanya 100.000 kali lipat sholat di Masjid Al Bantani.

Pahala haji pun demikian :
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
Artinya :
Dan haji yang mabrur, tidak ada balasan yang pantas baginya, kecuali surga.

Zakat atau shodaqoh juga dilipatgandakan pahalanya sampai 700 kali lipat.
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: 
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS. al Baqorih : 261).

Tapi ingat, shadaqoh yang dirahasiakan balasannya akan lebih baik dari pahala yang 700 ratus kali lipat. Sebagaimana Firman Alloh :
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya :
Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Baqoroh : 271).

Pendek kata, terhadap amalan lahir, Alloh Swt. menerangkan ganjaran pahala yang akan kita terima, oleh karena itu maka kita bisa menghitung-hitung pahala dari amaliyah kita.
حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا
Artinya :
Hitung-hitunglah diri kalian sebelum kalian dihitung.

*****************
Ikhwan wal akhwat,
Berbeda dengan puasa, siapa yang tahu kalau si fulan itu sedang berpuasa? 

Ibadah puasa adalah ibadah yang rahasia (sirri), maka pahala puasa juga dirahasiakan oleh Alloh.
( كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ )
Artinya :
Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, 'Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.

Illasshaum, kecuali puasa kata Alloh. Ana ajribih, Aku yang akan membalasnya. Tidak disebutkan berapa kali hitungan pahalanya.

Ilhwan wal akhwat..
Apakah puasa satu-satunya ibadah sirri (rahasia)? 

Ternyata tidak, sebab puasa dalam artian syari'at ia dibatasi oleh waktu, yaitu mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, itupun hanya setahun sekali. Lalu bagaimana dengan hari-hari kita yang lain selain bulan Romadhan? 

Maka dari itu kata pengersa Abah ,di Jagat Arsy kemaren, "Ini pertama kali Abah katakan, bulan ini adalah Romadhan 1, Syawal Romadhan 2, dan seterusnya, sampai bulan Sya'ban Romadhan ke-12. Kita jadikan momentum romadhan tahun ini untuk meromadhankan 11 bulan ke depan". 

Dengan apa? Bukan dengan ibadah puasa, tapi dengan ibadah yang RAHASIA.

Nah sampai di sini paham? Paham?
Alhamdulillaah...

******************
Baik, berikutnya, 
Bagaimanakah rupa dari balasan Alloh bagi orang yang beribadah dengan RAHASIA tersebut?

Para ulama yang roosikh (rosikh itu orang yang mendalam ilmu agamanya), yaitu Firman Alloh :
وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya :
Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya lagi mantap imannya. Mereka mengetahui takwilnya sambil berkata : Kami beriman dengannya semua, yakni yang yang mutasyabih dan muhkam dari sisi Tuhan kami. Dan tidak mengambil pelajaran (daripadanya) kecuali orang-orang yang berakal.

Siapa ulul albaab?
Ulul albaab adalah orang yang berakal, yang senatiasa berdzikir dan berfikir, sebagaimana Firman Alloh Swt. dalam QS. Ali Imron ayat 190-191 : 
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal -
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya :
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imron : 190-191).

Mereka (ulama rosikh/ulul albab) mengatakan dalam kitab-kitabnya. Salah satunya dalam Kitab Sirrul Asror (rahasia terdalam dari segala rahasia), karya al Ghaust A'zhom As Sayyid Syekh Abdul Qidir al Jailani, Qs. Beliau mengatakan, orang yang berpuasa itu ada 3 golongan, puasa syari'at, puasa thoriqot dan puasa hakikat. Atau al Imam Ghazali r.a. menyebutnya dengan puasa orang awam, puasa orang khusus, dan puasanya orang yg lebih khusus.

Beliau Tuan Syekh mengatakan :
صوم الشريعة ان يمسك عن الماكولات والمشروبات وعن الوقاع فی النهار. واما صوم الطريقه فهو ان يمسك جميع اعضاءه. عن المحرمات والمناهي وذماءم مثل العجب والكبر والبخل وغيره ظاهرا وباطنا ليلا ونهارا.
Artinya :
Puasa syari'at adalah menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan pada siang hari, sedangkan puasa thoriqot adalah menahan seluruh anggota tubuh dari segala perbuatan yang diharamkan, yang dilarang dan sifat-sifat yang tercela, seperti ujub, sombong, bakhil dan lainnya, lahir batin, siang dan malam. Semua itu jika dilanggar dapat membatalkan puasa thoriqot.
فصوم الشريعه مؤقت وصوم الطريقه مؤبد في جميع عمره
Artinya :
Puasa syari'at berbatas waktu, sedang puasa thoriqot selamnya, sepanjang usia.

Oleh karena itu Rosululloh Saw bersabda :
رب صاءم ليس له من صومه الا الجوع والعطش
Artinya :
Banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa selain hanya lapar dan dahaga.

Dengan kata lain, ada ungkapan, "Banyak orang berpuasa tetapi batal puasanya. Banyak orang yang tidak berpuasa tetapi hakikatnya berpuasa (karena ia menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan terlarang dan menyakiti orang lain dengan anggota tubuhnya (tangan, kaki dan lisan).

Tuan Syekh mengutip Firman Alloh dalam hadits Qudsiyyi :
يَصِيْرُ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ٬ فَرْحَةٌ عِنْدَ الْاِفْطَارِ وَفَرْحَهٌ عِنْدَ رُؤْيَةِ جَمَالِيْ
Artinya :
Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika melihat keindahan-Ku." (Muttafaq 'alaihi).

Apa pengertian hadits ini kalau dilihat dari segi pengertian Lahir dan pengertian Batin?

Tapi bukan berarti keduanya dipertentangkan satu sama lain seolah-olah salah dan benar, melainkan harus diartikan dalam makna keduanya (maqom lahir dan maqom batin) sehingga kita dapat memgukur diri, sudah seberapa jauh kualitas puasa kita.

Menurut Ahli syari'at, yang dimaksud dengan berbuka (ifthori) adalah makan pada saat matahari terbenam. Dan maksud dari melihat (ru'yati) adalah melihat hilal yang menentukan jatuhnya hari raya idul fitri.

Sedang Ahli thoroqot berpendapat, buka puasa (waktunya) adalah ketika masuk surga dengan memakan kenikmatan apa saja yang ada di dalamnya. Dan yang maksud dengan melihat (ru'yah) adalah melihat Alloh Swt. pada hari Kiamat dengan pandangan Sirr secara nyata.

Sebagaimana Firman Alloh Swt. :
وُجُوهُُ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ . إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
Artinya :
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) waktu itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat. [Al-Qiyamah : 22-23].

Sabda Nabi Saw. :
أَمَا إِنَّكُمْ سَتُعْرَضُوْنَ عَلَى رَبِّكُمْ فَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ
Artinya :
Ketahuilah, sesungguhnya kalian akan di hadapkan kepada Rabb kalian, maka kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. [HR Muslim].

Yang terakhir ialah Pausa Hakikat.
Puasa hakikat ialah menjaga hati dari mencintai selain Alloh Swt. Dan menjaga rasa (sirri) agar tidak mencintai penyaksian kepada selain Alloh Swt. 

Sebagai mana Firman-Nya dalam hadits Qudsiyyi : Manusia adalah rahasia-Ku dan Aku rahasianya.

Bagi orang yang telah berpuasa hakikat maka, baik ketika ia di dunia maupun di akhirat, tidak ada yang dicintainya, diingininya dan dicarinya selain Alloh Swt. 

Nah, pahala dari puasa orang yang seperti ini adalah bertemu dengan Alloh Swt. sesuai dengan Firman-Nya dalam hadits Qudsi :

Puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.

Itulah makna dari "ajri bihi", yaitu berupa balasan atau karunia bisa melihat Alloh azza wa jalla kelak di akhirat.

Semoga dengan kemuliaan dan keutamaan-Nya, Alloh Swt. menganugerahkan kepada kita semua nikmat-nimat surga dan kesempatan untuk melihat-Nya. Aamiin YRA.

Ikhwan wal akhwat rahimahulloh,
Rosulullloh Saw. pernah bersabda :
«الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ»
Artinya :
Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan merupakan penghapus dosa-dosa jika ia menjauhi dosa-dosa besar. (HR al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad.

Coba simak hadits tersebut,
Ternyata sholat 5 waktu, sholat jum'at dan puasa ramadhan itu hanya dapat menghapus dosa-dosa kecil kita, itu pun kalau kita dapat menjauhi fosa-dosa besar. 

Sehingga diperlukan amalan khusus untuk menghapuskan dosa besar kita, agar jiwa kita menjadi bersih, suci seperti bayi yang baru dilahirkan. 

Oleh karena itu pengersa Abah sering mengatakan, bahwa yang mensucikan kita itu bukanlah puasanya, tapi Al Quran yang diturunkan di bulan Romadhon. Sebagamana Firman-Nya :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
Artinya :
Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil.

Yaitu Al Quran yang diturunkan ke dalam hati Nabi Muhammad Saw.
{وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ 192 نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الأَمِينُ 193 عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ 194 بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ 195}
Artinya :
Dan sesungguhnya ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan Semsta Alam, Yang dibawa turun  oleh Ruhul Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang yang memberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.

Kapan diturunkan-Nya? Yaitu di malam Qodar (Inna anzalnaahu Lailatul Qodar).

Apa materi Al Quran yang pertama diturunkan? Yaitu IQRO' Bismi Robbikalladzii kholaq.
Oleh karena itu, berkaitan dengan amalan di bulan Romadhan, Rosululloh Saw. pernah bersabda dalam Khutbah beliau menjelang Romadhan, Sabda beliau :
وَاسْتَكْثِرُوا فِيهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ : خَصْلَتَيْنِ تُرْضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ ، وَخَصْلَتَيْنِ لا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا ، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تُرْضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ : فَشَهَادَةُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَتَسْتَغْفِرُونَهُ ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لا غِنًى بِكُمْ عَنْهَا : فَتُسْأَلُونَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ، وَتَعُوذُونَ بِهِ مِنَ النَّارِ
Artinya :
Perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhoan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laa Ilaaha Illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka.

Maka pantaslah kiranya dibulan ini kita selalu berdoa:
أشْهَدُ أنْ لاَإلَهَ إلاَّ اللهُ أسْتَغْفِرُ اللهُ أسْألُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
Artinya :
Saya bersaksi tidak ada Tuhan Selain Allah, Saya mohon ampun kepada Allah, Saya mohon Ridha-Mu, Surga­Mu dan selamatkanlah saya dari neraka-Mu.

Ikhwan wal akhwat yang dirahmati Alloh,
Sekali lagi mari kita jadikan momentum bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah ini, untuk me romadhon kan 11 bulan di luar bulan romadhon sengan memperbayak Dzikir dan Istighfar, sehingga kita menjadi hamba yang bersih selalu, selalu bersih, karena kita senantiasa dibersihkan dengan dzikir dan tobat selama hayat dikandung badan dan kita mati dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin.

Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq,
Wassalamu'alaikum wrwb.

KH. Mahmud J. Al Maghribi.

Posting Komentar

0 Komentar