Kami akan sodorkan dari berbagai macam Kitab diantaranya: Kitab Tanwirul Qulub, Kitab Al-Fuyudhoturrobbaniyyah, Kitab Qotrul Ghoits, Kitab Mutammimatu Jami'il Ushul, Kitab Tafsir Munir, Kitab Tafsir Showi, Kitab Is'adurrofiq, Kitab Risalah Al-Qusyairiyyah dan Kitab Ihya Ulumuddin.
Manusia di ciptakan dalam keadaan lemah, tiada daya tiada upaya melainkan dengan pertolongan Allah SWT. Bagaimana mungkin bisa mengenal Allah, sedangkan dirinya tidak mengenal nafsunya.
Mengetahui nafsu (dan sifat-sifatnya) itu salah satu sebab dan syarat Ma'rifat Billah(Mengenal Allah SWT) .
Para 'Ulama Ahli Tasawwuf berkata :
والجهل با لله حرام ومعرفة الله واجب (متممات جامع الاصول ص ٢٢٨).
Bodoh (tidak mengenal) Allah itu hukumnya haram, dan Ma'rifat (mengenal) Allah itu hukumnya wajib. (Kitab Mutammimatu Jami'il Ushul hal. 228)
اعلم ان معرفة النفس فرض عين لكل فرد من افراد الإنسان لأن معرفة الرب موقوفة على معرفة النفس لقوله عليه الصلاة والسلام
"من عرف نفسه فقد عرف ربه". (متممات جامع الاصول ص٢٣٠).
Natijah:
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya manusia, sebab mengenal Tuhan itu syaratnya harus mengenal nafsunya. Karena Nabi telah bersabda : barang siapa mengenal nafsunya maka ia bisa mengenal Tuhannya. (Lihat Kitab Mutammimatu Jami'il Ushul hal 230).
Apakah Nafsu itu?
Di dalam Kitab Tanwirul Qulub di jelaskan:
والنفس: هي جوهر مشرق على البدن فان اشرق على ظاهر البدن وباطنه حصلت اليقظة وان اشرق على باطن البدن دون ظاهره حصل النوم وان انقطع اشراقه بالكلية حصل الموت. (تنوير القلوب ص٤٦٥).
"Nafsu adalah jisim(bentuk) yang halus yang bisa menyinari badan lahir dan batin maka akan menimbulkan terjaga(melek/tidak tidur). Apabila menyinari batin saja, maka akan menimbulkan tidur. Apabila terputus keseluruhan(tidak menyinari lahir batin), maka akan menimbulkan kematian."(Kitab Tanwirul Qulub hal.465).
Juga di jelaskan di dalam Kitab Is'adurrofiq:
Nafsu adalah jisim(bentuk) yang halus yang diciptakan oleh Allah dua ribu tahun sebelum Allah menciptakan jasad. Adapun jisim tersebut sebelum bertemu dengan jasad itu disebut Ruh, dan ketika bertemu dengan jasad disebut Nafsu. Ruh sebelum mengenal apa-apa (selain Allah), Ruh itu selalu Istifadhoh dihadapan Allah tanpa perantara. Adapun Nafsu berhubung sudah berkumpul pada jasad lalu bisa mengenal selain Allah, yang menyebabkan lupa dan jauh dengan Allah, dan menjadikan hijab(Penghalang) untuk Wushul /Musyahadah kepada Allah, Istifadhoh
Minallah dan Ma'rifat billah. Apabila Nafsu sudah seperti itu maka membutuhkan beberapa peringatan(pengobatan) seperti memperbanyak Dzikir, Tawajjuh, Mujahadah,Muroqobah dan Mauidhoh Hasanah, supaya segera ingat dan taqorrub kepada Allah, bisa Wushul, Musyahadah, Ma'rifat dan Istifadhoh Minalloh.
Allah SWT berfirman :
"وذكر فان الذكري تنفع المؤمنين"
" Hai Muhammad ingatkan( berilah peringatan pada umatmu), sebab peringatan itu bermanfaat pada orang-orang yang beriman." (Lihat Kitab Is'adurrofiq Juz 2 Hal.18).
NAFSU MANUSIA ITU ADA TUJUH
(١). النفس الامارة (Nafsu Ammaroh)
Yaitu: Nafsu yang selalu memerintahkan kejelekan. Allah SWT telah berfirman dalam Al-qur'an :
وان النفس لامارة بالسوء (سورة يوسف ٥٣).
"Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada keburukan".(QS. Yusuf: 53).
Adapun sifat-sifatnya diantaranya:
Bakhil(Pelit), Hasud(Dengki), Al-Kibr(Takabur/Sombong), Al-Ghodb(Marah), Al-Hirsh(Sangat/Terlalu cinta dunia), Asy-Syahwat(Senang melakukan perkara hina/jelek).
Adapun warna sinar atau cahaya Nafsu Ammaroh yaitu BIRU, Tempatnya di tengah-tengah antara kedua alis mata (لطيفة النفس ) Latifah Nafs.Sehingga orang Ahli Thoriqoh menggunakan lathifah-lathifah untuk dzikir Allah ( الله ) supaya lathifah penuh dengan Nur Ilahiyyah, penuh Hidayah, Inayah dan mendapat rahmat Allah SWT, sehingga sifat-sifat Madzmumah(tercela) yang bertempat pada lathifah bisa terusir dan sirna, dan diganti dengan sifat-sifat Mahmudah(terpuji).
(٢). النفس اللوامة (Nafsu Lawwamah)
Apa itu Nafsu Lawwamah?
Di dalam Kitab Tafsir Munir di jelaskan:
النفس اللوامة اى النفوس الشريفة التي لاتزال تلوم نفسها في الدنيا والاخرة فاذا اجتهد في الطاعة تلوم نفسها على عدم الزيادة واذا قصرت تلوم نفسها على التقصير.(تفسير المنير ج ٢ ص ٤١٤).
"Nafsu Lawwamah yakni nafsu yang mulia, yang tidak habis-habisnya untuk menyesali dirinya sendiri, didalam masalah dunia dan akhirat. Sebab nafsu ini ketika semangat beribadah/ta'at, ia menyesal karena merasa kurang banyak keta'atannya, apalagi ketika ia berbuat dosa".(Lihat Kitab Tafsir Munir juz 2, hal 414).
Jadi kita pahami bahwa Nafsu Lawwamah itu adalah Nafsu yang selalu menyesali setelah melakukan maksiat/dosa.
Allah SWT berfirman :
"لا اقسم بيوم القيامة ولا اقسم بالنفس اللوامة"(سورة القيمة: ١-٢).
"Aku bersumpah dengan Hari Kiamat, dan Aku bersumpah Demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri).(QS. Al-Qiyamah: 1-2).
Adapun sifat sifatnya diantaranya :
Al-Laum(Menyesal), Al-Hawa(Mengikuti Kesenangannya), Al-Makr(Menipu), Ghibah(Menggunjing), Riya(Pamer), Dzolim(Aniaya), Ghoflah(Lupa pada Allah SWT), Al-Kidzb(Bohong), 'Ujub(Membanggakan Amalnya), dsb.
Adapun warna sinar atau cahaya Nafsu Lawwamah yaitu KUNING. Tempatnya dibawah susu kiri kira-kira dua jari,( لطيفه القلب ) Lathifah Qolbi.
(٣). النفس الملهمة (Nafsu Mulhamah)
Yaitu Nafsu yang selalu mendapat ilham supaya berbuat menunaikan kebaikan. Allah SWT berfirman:
ونفس وما سواها. فألهمها فجورها وتقواها. (سورة الشمس: ٧-٨).
"Demi jiwa serta penyempurnaan(ciptaan)nya,
Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya".(QS. Asy-Syams: 7-8).
Adapun sifa-sifatnya diantaranya :
As-Sakhowah(Dermawan), Qona'ah(Menerima), Taubat, Tawadhu'(Rendah hati), Ash-Shobr(Tahan Uji), At-Tahammul(Mempertahankan), Al-Hilm(Lemah Lembut,Murah Hati) dsb.
Adapun warna sinar atau cahaya Nafsu Mulhamah yaitu MERAH. Tempatnya dibawah susu kanan kira-kira dua jari( لطيفه الروح) Lathifah Ruh.
(٤). النفس المطمئنة (Nafsu Mutmainnah)
Apa itu Nafsu Mutmainnah?
Di dalam Tafsir Munir di jelaskan:
النفس المطمئنة: هي التي لا يستفزها خوف ولا حزن وهذه الخاصة قد تحصل عند الموت عند سماع البشارة من الملائكة وتحصل عند البعث وعند دخول الجنة بلا شك (تفسير المنير ج ٢ ص ٤٤٦).
Nafsu Mutmainnah adalah Nafsu yang tidak terpengaruh dengan perkara-perkara yang menakutkan atau menyusahkan, khususiyyah ini terkadang muncul ketika mati, dan mendapat kabar gembira dari malaikat, terkadang muncul ketika dibangkitkan dari kubur, dan terkadang muncul ketika masuk surga.(Lihat Kitab Tafsir Munir juz 2 hal 446).
Jadi kita pahami bahwa Nafsu Mutmainnah adalah Nafsu yang sudah tenang, tentram dan selamat dari sifat-sifat Madzmumah (tercela). Allah SWT berfirman :
يا ايتها النفس المطمئنة ارجعي الى ربك راضية مرضية (سورة الفجر : ٢٧-٢٨).
"Hai jiwa/nafsu yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhai-Nya".(QS. Al-Fajr: 27-28).
Adapun sifa-sifatnya diantaranya :
Al-Jud(Memberi), Tawakkal(Berserah diri kepada Allah SWT), Al-'Ibadah(Menghamba kepada Allah dengan ikhlash), Asy-Syukr(Bersyukur kepada Allah SWT), Ar-Ridho(Rela terhadap semua kehendak Allah SWT), Khosyah(Takut kepada Allah SWT) dsb.
Adapun warna sinar atau cahaya Nafsu Mutmainnah yaitu PUTIH.Tempatnya diantara dada dan susu kiri kira-kira dua jari, (لطيفة السر) Lathifah Sirr).
(٥). النفس الراضية (Nafsu Rodhiyah)
Yaitu : Nafsu yang sudah Ridho terhadap semua ketentuan dan kehendak Allah SWT dalam segala hal.
Dalam Al-Qur'an disebutkan:
ارجعي الى ربك راضية . (سورة الفجر: ٢٨).
"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas." (QS. Al-Fajr: 28).
Yakni ridho dengan semua ketentuan Allah SWT. Atau juga firman Allah SWT :
ورضوا عنه
"Dan mereka sama ridho dengan ketentuan Allah SWT"
Yakni orang-orang yang mempunyai sifat khosyah/taqwa kepada Allah SWT mendapat balasan dari Allah SWT, sehingga jiwa/nafsunya puas dan ridho terhadap semua ketentuan Allah SWT.
Adapun sifa-sifatnya diantaranya :
Dzikr(Ingat kepada Allah SWT), Ikhlash, Wafa(Menepati Janji), Waro(Menjaga dari perkara subhhat), Zuhud(Hatinya tidak
tertarik dengan dunia),
Karomah(Kemuliaan), dsb.
Adapun warna sinar atau cahaya Nafsu Rodhiyah yaitu HIJAU. Tempatnya seluruh badan lahir batin (لطيفة القالب/سرالسر) Lathifah Qolab /Sirru-sirr).
(٦). النفس المرضية (Nafsu Mardhiyyah)
Yaitu : Nafsu yang sudah mendapatkan keridhoan dari Allah SWT.
Dalam Al-Qur'an disebutkan :
ارجعي الى ربك راضية مرضية
"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya". Yakni :Menghadapnya kepada Allah sudah diridhoi oleh Allah SWat. Atau firman Allah :
رضي الله عنهم
"Allah benar-benar telah ridho kepada mereka( orang-orang yang mempunyai sifat khosyah dan taqwa kepada Allah SWT), sehingga nafsunya menjadi nafsu yang Mardhiyyah.
Adapun sifa-sifat Nafsu Mardhiyyah diantaranya :
Husnul Khuluq(Baik budi pekertinya), Al-Lutfhu Bil Kholqi(Belas Kasih kepada semua makhluk), Tarku Ma Siwallah(Meninggalkan semua perkara selain Allah), Taqorrub Illallah(Mendekatkan diri pada Allah), At-Tafakkur Fi 'Adzomatillah(Berfikir tentang keagungan Allah SWT), Ar-Ridho Bima Qosamallah(Ridho dengan pembagian dari Allah SWT), dsb.
Adapun warna sinar atau cahaya Nafsu Mardhiyah yaitu HITAM. Tempatnya antara susu kanan dan dada, kira-kira dua jari,( لطيفة الخفي) Lathifah Khofy.
(٧). النفس الكاملة ( Nafsu Kamilah)
Yaitu: Nafsu yang sudah bersih dari semua sifat-sifat Madzmumah(tercela), dan sempurna sifat-sifat kebaikannya, dan juga kasih sayang kepada semua makhluk. Nafsu ini juga disebut Nafsu Shofiyyah (نفس صافية ). Nafsu Kamilah termasuk golongan orang-orang Sholihin dan diberikan Musyahadah kepada Allah SWT di dunia dan di akhirat.
Allah berfirman dalam Al-qur'an :
فادخلي في عبادي وادخلي جنتي.
(Hai Nafsu Kamilah) Masuklah kamu didalam golongan hamba-hambaku (yang Sholihin), dan masuklah kamu dalam surgaku".
فادخلي في عبادي(اى مع الصالحين) وادخلي جنتي (اى مع الصالحين لتفوزي بالنعيم المقيم الى ان قال وادخلي جنة شهودى فى الدنيا ما دامت فيها وهي الجنة المعجله. وجنة الخلود فى العقبى وهذا النداء الواقع فى الدنيا يسمعه العارفون اما فى المنام او بالالهام .(تفسير الصاوى ج ٤ ص ٣١٨).
Natijah:
Pengertian tafsir ini yaitu apabila nafsu sudah menjadi Nafsu Kamilah, karena sifat-sifatnya yang baik dan sempurna, maka Allah berfirman dan memerintahkan supaya nafsu itu masuk kedalam golongan orang-orang yang sholih, dan masuk kedalam surganya Allah SWT.
Adapun surga itu ada dua macam :
1. Surga didunia yaitu berupa Musyahadah Illallah.
2. Surga diakhirat yang kekal. Panggilan dan pernyataan Allah SWT (dalam ayat diatas) itu bisa didengar oleh semua orang yang sudah Ma'rifat Billah, ada yang lewat mimpi dan ada pula yang melalui ilham. ( Lihat Kitab Tafsir Showi Juz 4, hal 318).
Adapun sifa-sifat Nafsu Kamilah diantaranya :
Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Haqqul Yaqin, Uzlah(Menyendiri dari Makhluk), Ash-Shumt(Diam dari perkataan yang jelek), Siddiq(Jujur), Al-'Ianah(Membantu pada makhluk),dsb.
Adapun Nafsu Kamilah tidak mempunyai warna sinar atau cahaya yang khusus, karena mengandung antara enam warna cahaya nafsu yang tersebut diatas. Tempatnya di tengah-tengah dada (لطيفة الاخفى) Lathifah Akhfa).
(Lihat Kitab Al-Fuyudhoturrobbaniyyah hal.34-38 dan Kitab Qotrul Ghoits hal.5).
CARA MEMERANGI DAN MENUNDUKKAN HAWA NAFSU:
Bisa dengan Dzikir, Shodaqoh, Puasa, Shalat dsb.(Kitab Tanwirul Qulub hal.467).
قال فى احياء علوم الدين:
انه قهر لعدو الله عز وجل فان وسيلة الشيطان لعنه الله الشهوات وانما تقوى الشهوات بالاكل والشرب
Berkata Imam Al-Ghozali di dalam Kitabnya Ihya Ulumuddin:
"Sesungguhnya manusia yang berpuasa bisa mengalahkan musuh Allah Azza Wajalla yaitu Syetan yang di laknat. Karena jalan kekuatan syetan ada pada syahwat seseorang. Ketika terlalu banyak makan dan minum sudah pasti kuat dan banyak syahwatnya".(Kitab Ihya Ulumuddin jilid 1 hal.34).
Syeikh Abu Ali Ad-Daqoq berkata :
من زين ظاهره بالمجاهدة حسن الله سرائره بالمشاهدة واعلم ان من لم يكن فى بدايته صاحب مجاهدة لم يجد من هذه الطريقة شمعة تنير له الطريق
"Barang siapa menghias angota lahirnya dengan mujahadah(Memerangi Hawa Nafsu), maka Allah SWT akan memperbaiki anggota batinnya (hatinya) dengan Musyahadah. Ketahuilah, sesungguhnya orang yang pada tingkat permulaannya tidak mujahadah, maka pelaksanaan thoriqohnya tidak akan menemukan Penerang/Nur, yang menerangi jalan menuju Allah (Wushul Illallah)". (Kitab Risalah Al-Qusyairiyyah hal.98).
Syeikh Dhiya'ud-din Ahmad Mustofa berkata :
والمجاهدة فى الله من اعظم اسباب الوصول الى الله
"Mujahadah karena Allah itu termasuk penyebab Wushul Illallah yang paling agung." ( Kitab Mutammimatu Jami'il Ushul hal.221).
0 Komentar