TASHOWWUF
1. Tashowwuf menurut Imam Madzhab Hanafiyah
Imam Abu Hanifah (Pendiri Mazhab Hanafi) berkata : Jika tidak karena
dua tahun, Nu’man telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina
Imam Jafar as-Shodiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat
saya lebih mengetahui jalan yang benar.
(Kitab Durr al Mantsur)
(Kitab Durr al Mantsur)
2. Tashowwuf menurut Imam Madzhab Malikiyah
Imam Maliki (Pendiri Mazhab Maliki) berkata : Barangsiapa
mempelajari/mengamalkan tashowwuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan
barangsiapa mempelajari fiqih tanpa tashowwuf dia tersesat, dan siapa yang
mempelari tashowwuf dengan disertai fiqih dia meraih kebenaran.
(’Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, vol. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).
(’Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, vol. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).
3. Tashowwuf menurut Imam Madzhab Syafi'iyah
Imam Syafi’i (pendiri mazhab Syafi’i) berkata : Saya berkumpul bersama
orang-orang sufi dan menerima 3 ilmu: Mereka mengajariku bagaimana
berbicara, Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan
kasih sayang dan kelembutan hati, Mereka membimbingku ke dalam jalan
tashowwuf.
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam ‘Ajluni, vol. 1, hal. 341)
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam ‘Ajluni, vol. 1, hal. 341)
4. Tashowwuf menurut Imam Madzhab Hanabilah
Imam Ahmad bin Hanbal (Pendiri mazhab Hambali) berkata : Anakku, kamu
harus duduk bersama orang-orang sufi, karena mereka adalah mata air ilmu
dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka adalah
orang-orang zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi. Aku
tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka.
(Ghiza al Al-bab, vol. 1, hal. 120 ; Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi)
(Ghiza al Al-bab, vol. 1, hal. 120 ; Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi)
Barang siapa bertashowwuf tanpa berfikih maka dia zindiq Barang siapa
berfikih tanpa bertashowwuf maka dia fasik Barang siapa menggabung
keduanya maka dia akan sampai pada hakikat (Imam Malik)
Imam Malik berkata : Fiqih tanpa Tashowwuf adalah munafiq.
من تصوف ولم يتفقه فقد تزندق ومن تفقه ولم يتصوف فقد تفسق ومن جمع بينهما فقد تحقق
Barang siapa belajar tashowwuf tanpa belajar fiqih berarti ia zindiq.
Barang siapa belajar fiqih tanpa tashowwuf berarti ia munafiq. Dan barang
siapa mengumpulkan tashowwuf dan fiqih berarti ia adalah orang yang benar.
(Iqozhul Himam. Hlm 6).
Kalam Imam Syafi’i berikut ini dalam bentuk bait syi’ir untuk membungkam hujjah mereka :
فقيهاً وصوفياً فكن ليس واحدا فإنــي وحـق الله إيـاك أنصح, فذلك قاس لم يذق قلبه تقــى وهذا جهول كيف ذو الجهل يصلح
Jadilah kamu seorang ahli fiqih yang bertashowwuf jangan jadi salah satunya, sungguh dengan haq Allah aku menasehatimu.
Jika kamu menjadi ahli fiqih saja, maka hatimu akan keras tak akan merasakan nikmatnya taqwa. Dan jka kamu menjadi yang kedua saja, maka sungguh dia orang teramat bodoh, maka orang bodoh tak akan menjadi baik.
(Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i halaman : 19)
Jika kamu menjadi ahli fiqih saja, maka hatimu akan keras tak akan merasakan nikmatnya taqwa. Dan jka kamu menjadi yang kedua saja, maka sungguh dia orang teramat bodoh, maka orang bodoh tak akan menjadi baik.
(Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i halaman : 19)
Nasihat Imam Asy-Syafi'i Rohimalloh :
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
Berusahalah engkau menjadi seorang yg mempelajari ilmu fiqih dan juga
menjalani tashowwuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.
Orang yag hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tashowwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa.
Sedangkan orang yang hanya menjalani tashowwuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik.
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, halaman. 47]
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.
Orang yag hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tashowwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa.
Sedangkan orang yang hanya menjalani tashowwuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik.
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, halaman. 47]
0 Komentar