Banyak orang berlomba membuat sekolah dan madrasah, terlebih ketika sekolah dan madrasah cukup dimanja dengan kucuran bermacam jenis dana bantuan. Tapi sayang sekali tak banyak orang yang berlomba untuk menjadikan dirinya sebagai sekolah dan madrasah bagi orang lain walau tanpa memiliki sekolah dan madrasah.
Pencerdasan anak bangsa, menurut saya, lebih banyak bergantung kepada banyaknya pribadi berkualitas madrasah yang layak ditimba ilmu dan akhlaknya dibandingkan dengan pada banyaknya lembaga pendidikan, sekolah dan madrasah yang sering kali diisi oleh pribadi tak peduli ilmu dan akhlak. Akan sangat luar biasa dampak positifnya jika pribadi-pribadi yang sudah menjadi madrasah kehidupanlah yang menjadi pengajar di lembaga-lembaga pendidikan, sekolah dan madrasah.
Sudah
muncul ke permukaan istilah sekolah kehidupan dan sekolah alam, sebagai
kritik atas ketidakcukupan pendidikan formal sebagai pegangan untuk
hidup wajar sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal. Sungguh kita
berada dalam kebutuhan yang sangat akan lingkungan dan orang-orang
sekitar yang bisa menjadi madrah kehidupan kita.
Kita harus belajar, mulai dari kita sendiri, untuk menjadi pribadi penuh nilai agar kita sendiri bisa menjadi madrasah minimum untuk keluarga kita sendiri, syukur-syukur untuk orang lain dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Pada sisi ini adalah benar kesimpulan banyak pengamat kehidupan bahwa ada satu orang yang bernilai satu, satu orang bernilai sepuluh, satu orang bernilai seratus, satu orang bernilai seribu dan selanjutnya. Rasulullah Muhammad SAW adalah pribadi satu orang bernilai keseluruhan alam tanpa limit. Itulah makna dari Rahmatan lil 'Aalamiin.
Sekarang waktunya untuk bertanya kepada diri kita sendiri "sudahkah kita menjadi madrasah pada orang lain? Nilai-nilai dan ajaran apa yang telah kita ajarkan pada sekitar kita? Semoga Allah membimbing kita untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat kita.
Nara Sumber:
H. Akbar MArdani
Kita harus belajar, mulai dari kita sendiri, untuk menjadi pribadi penuh nilai agar kita sendiri bisa menjadi madrasah minimum untuk keluarga kita sendiri, syukur-syukur untuk orang lain dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Pada sisi ini adalah benar kesimpulan banyak pengamat kehidupan bahwa ada satu orang yang bernilai satu, satu orang bernilai sepuluh, satu orang bernilai seratus, satu orang bernilai seribu dan selanjutnya. Rasulullah Muhammad SAW adalah pribadi satu orang bernilai keseluruhan alam tanpa limit. Itulah makna dari Rahmatan lil 'Aalamiin.
Sekarang waktunya untuk bertanya kepada diri kita sendiri "sudahkah kita menjadi madrasah pada orang lain? Nilai-nilai dan ajaran apa yang telah kita ajarkan pada sekitar kita? Semoga Allah membimbing kita untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat kita.
Nara Sumber:
H. Akbar MArdani
0 Komentar