KH. Jujun Junaedi
Jika kita rajin berdzikir maka akan berubah dalam sikap dan perbuatan, sikap dan perbuatan kita akan semakin baik, ucapan menjadi lebih baik, memiliki kepekaan sosial, orang kaya bisa menjadi semakin baik dan peduli terhadap orang lain, orang fakir bisa menjadi orang yang sabar, orang yang malas ibadah menjadi rajin beribadah, itu berarti sudah benar dalam dzikir kalimah thoyyibahnya. Jika tidak ada pengaruh terhadap dirinya itu berarti dia bohong, ngaku ahli dzikir tapi suka menggunjing orang lain, mengumpat, mencaci maki, merasa dirinya benar menyuruh kepada orang lain untuk taubat.
Alhamdulillah, setiap saat kita sudah sedang belajar taubat dengan kalimat taubat, Laa ilaaha illalloh, takut ada sifat yang mengotori hati, takut ada ilaah-ilaah yang lain dalam fikiran kita. Maka dengan kalimat taubat dinafyi-kan semuanya dengan ILLALLOH. Merubah diri menjadi lebih baik, akan memberi dampak perubahan yang lebih baik terhadap keluarga, tetangga, hingga dapat merubah ruang lingkup yang lebih luas seperti negara dan dunia.
Kita tidak boleh menilai sesuatu dengan ketidaktahuan atau berdasarkan pengetahuan sendiri, itu tidak bisa dipertanggungjawabkan, tapi kita harus menilai dengan pengetahuan yang diakui secara umum kebenarannya. Ilmu itu penting. Maka di dalam manaqiban ada khidmat amaliyah dan khidmat ilmiyah. Kita hendaklah bersikap open minded (membuka fikiran) untuk menerima ilmu, ilmu datang darimana saja kita terima, tidak baik bersikap close minded (fikiran tertutup), merasa memiliki pesantren dengan santri yang banyak sehingga ketika ada yang ceramah tidak mau mendengarkan, makanya dengan dzikir laa ilaaha illalloh sifat yang demikian akan dihilangkan. Jika masih ada pengakuan terhadap apa yang kita miliki, itu berarti penyakit hati masih berkarat dalam diri kita. Nafyi itu harus kosong dari segala sesuatu kecuali ALLOH. Syekh Abdul Qodir al-Jailani qs mengatakan, "Janganlah menyandarkan diri kita kepada sesuatu kecuali hanya kepada Alloh".
Mengutip dari perkataan Ibnu 'Athoillah dalam kitab al-Hikam-nya,
لاَ تَتْرُكِ الْذِّكْرَ لِعَدَمِ حُضُوْرِكَ مَعَ اللهِ فِيْهِ لأَِ نَّ غَفْلَتَكَ عَنْ وُجُوْدِ ذِكْرِهِ اَشَدُّ مِنْ غَفْلَتِكَ فِى وُجُوْدِ ذِكْرِهِ
Jangan kau tinggalkan dzikir, karena engkau merasa tidak konsentrasi kepada Alloh waktu dzikir. Karena orang yang lalai tidak berdzikir itu lebih berbahaya daripada orang yang lalai tapi berdzikir.
Alhamdulillah,meskipun kita masih jauh dengan Alloh, tapi kita masih suka dengan dzikir Laa ilaaha illalloh,daripada tidak berdzikir sama sekali. Dari itu kita berharap mudah-mudahan Alloh mengangkat dzikir kita dari dzikir yang lupa menjadi dzikir yang penuh kesadaran. Kemudian mudah-mudahan dari dzikir yang penuh kesadaran, Alloh mengangkat lagi menjadi dzikir yang disemangati oleh kehadiran-Nya. Semoga nanti Alloh mengangkat lagi dzikir kita menjadi dzikir yang meniadakan selain Alloh.
Jadi kita tidak boleh hanya mengemis kepada Alloh mengharapkan yang instan untuk mencapai dzikir yang mampu meniadakan selain Alloh. Kita harus terus latihan, mujahadah, riyadloh dengan sungguh-sungguh.
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya adalah thoriqoh yang paling mudah tapi lebih mendalam dan lebih utama.
Kita mempunyai syekh mursyid yang kaamil mukammil yang senantiasa mengajarkan kebaikan. Beliau mengajarkan untuk menolak segala kejahatan/keburukan dengan kebaikan. Apapun yang menimpa kita, kita serahkan segalanya kepada Alloh dengan dzikir Laa ilaaha illalloh. Kita diberi amanah untuk selalu wa'tashimuu bihablillah. Tetaplah untuk terus berpegang teguh kepada tali agama Alloh. Karena sabda syekh mursyid bahwa kita yang belajar dalam thoriqoh ini dijamin dengan rizkinya.
Bukti kedahsyatan thoriqoh bahwa semakin banyaknya orang yang datang tanpa diundang, thoriqoh bukanlah urusan pribadi atau egoisme tapi urusan hati, urusan pencarian kebenaran, urusan ketenangan. Yang diutamakan dalam thoriqoh itu rasa, pengamal thoriqoh bukan tidak boleh jadi orang kaya, tapi yang tidak boleh itu merasa kaya. Jika orang tersebut sudah merasa kaya, maka kekayaannya itu diakui oleh dirinya sehingga harta titipan Alloh pun dia makan. Maka di sini kita belajar pada syekh mursyid untuk berthoriqoh, untuk belajar mengolah rasa. Kita yakinkan bahwa Guru Agung yang hidup yang ada ditengah-tengah kita (Abah Gaos) adalah Syekh Mursyid penerus Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin qs. Kita ikuti beliau, ikuti saja tidak usah ragu, agar kita bisa dekat dengan Alloh. Dekat dengan Alloh tidak diukur dengan jarak dalam hitungan meter atau apapun. Kedekatan dengan Alloh diukur dengan ketika hati kita ingat kepada Alloh maka kita dekat dengan Alloh, tapi ketika hati kita lupa kepada Alloh maka kita jauh dari Alloh. Syekh mursyid memberikan alatnya untuk bisa dekat dengan Alloh yaitu dengan dzikir. Dengan dzikir ini kita belajar untuk senantiasa ingat kepada Alloh. Dengan ingat kepada Alloh, maka kita akan sadar semua milik Alloh. Jika sudah merasa semuanya adalah milik Alloh, dengan bimbingan syekh mursyid, semuanya fana fillah, fana fi syekh, maka kita akan terbawa olehnya untuk sampai kepada Alloh.
Ikhwan TQN PPS bukan hanya belajar dzikir, penambahan ilmu wawasan juga terus dikembangkan. Makanya Manaqib dibagi dua, khidmat amaliyah sebagai wujud ketundukan kita mengamalkan ajaran thoriqoh, khidmat ilmiyah dalam rangka membuka wacana supaya kita tidak menjadi manusia yang tertutup. Kita senantiasa menerima ilmu, karena kita tidak menyalahkan ajaran orang lain, kita selalu menghargai orang lain, kita selalu berusaha untuk memperbaiki diri.
Alhamdulillah kita bersyukur karena kita berthoriqoh di bawah bimbingan syekh mursyid yang kaamil mukammil. Mudah-mudahan kita terbawa oleh beliau,syekh mursyid yang hidup. Kita wajib mencari guru yang hidup yang melanjutkan perjuangan Guru Agung yang telah wafat. Kita harus senantiasa dekat dengan syekh mursyid dengan cara mengikuti seluruh ajarannya.
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Posting Taabuut" Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini dan berhenti menerima email dari grup, kirim email ke posting-taabuut+unsubscribe@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
0 Komentar