Ad Code

1. Jangan Membenci Ulama yang Sezaman | 2. Jangan Menyalahkan Ajaran Orang Lain | 3. Jangan Memeriksa Murid Orang Lain | 4. Jangan Berubah Sikap Meski Disakiti Orang Lain | HARUS MENYAYANGI ORANG YANG MEMBENCIMU

Ticker

6/recent/ticker-posts

Menyambut Nishfu Sya’ban

Assalamu'alaikum wrwb.
Para ikhwan yang dimuliakan Alloh,
Saat ini kita sudah memasuki bulan Sya'ban, dimana ketika memasuki bulan Rojab, Nabi bersabda :
اللهم باركلن في رجاب وشعبان وبلغنا رمضان
Yaa Tuhan kami, berkahilah kami di bulan rojab dan bulan sya'ban dan sampaikanlah kami dibulan romadhon

Mengapa Nabi SAW berdoa?
Itu artinya, untuk menyambut bulan romadhon yang keutamaannya lebih utama dari bulan-bulan yang lain, kita sudah harus mempersiapkan diri, minimal sejak bulan rojab.

Kata pangersa Abah, sholat sunnah 42 rokaat dibulan rojab dan sholat sunnah 100 rakaat dibulan sya'ban itu, untuk meyambut sholat sunnah 600 rakaat dibulan romadhon, yakni sholat sunnah tarowih.

Di pertengahan bulan Sya'ban (nishfu sya'ban), kita, khususnya ikhwan TQN Ma'had Suryalaya disunnahkan untuk melaksanakan Sholatul Khoir sebanyak 100 rakaat, dengan setiap 2 rakaat satu kali salam. Tiap-tiap rakaat, setelah Al Faatihah, surat yang dibaca Al Ikhlas sebanyak 10 kali, jadi total 10 kali 100 = 1000 surat al ikhlas. Waktu pelaksanannya, setelah ba'diyah maghrib sampai dengan sholat isya', ba'diyah isya', lalu lanjut lagi sholatul khoir sampai dengan selesai 100 rakaat.

Banyak sekali hadits yang mengabarkan keutamaan nishfu sya'ban, namun hadits-hadits seputar nishfu sya'ban tersebut banyak dinilai dho'if, bahkan maudhu oleh para ulama. Namun demikian, ada sebuah hadits yang dinilai shahih, bahwa Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam bersabda. Dari Abu Musa Al-Asy'ari:

إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
Innalloha layath-tholi'u laylatin nishfi min sya'baana, fayaghfiru lijamii'i illaa limusyrikin au musyaahinin

"Sesungguhnya Alloh melihat pada malam pertengahan Sya'ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan." (H.R. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani; dinilai sahih oleh Al-Albani).

Sejalan dengan hadits tersebut di atas Hadrotu Syaikh pangersa Abah Aos Qs. dalam kitabnya As-Sunan Al Mardhiyah fii Amaliyyatil Mursyidiyyah, mengutip sebuah hadits Nabi SAW yang datang dari Imam Hasan Al Bashri Rohimahulloh :
وروي عن الحسن البصري رحمه الله أنه قال: حدثني ثلاثون من أصحاب النبي - صلى الله عليه وسلم - أن من صلى هذه الصلاة في هذه الليلة نظر الله تعالى إليه سبعين نظرة، وقضى له بكل نظرة سبعين حاجة أدناها المغفرة.
Wa ruwiya 'anil hasanil bashrii rohimahullohu anhu qoola: Hadastanii tsalaatsuuna min ash-haabin Nabiyyi Saw. Anna man sholaa haadzihish sholaata fii haadzihil lailati nadzorollohu ta'alaa ilaihi sab'iina nazhrotan. Wa qodho lahu bikulli nazdrotin sab'iina haajatin adnaa haa maghfirotan

"Berkata kepada-ku sebanyak 30 orang sahabat Nabi, mereka berkata bahwa Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang mengerjakan Sholat pada malam ini (Nishfu Sya'ban), maka Alloh SWT memandang kepadanya dengan 70 nazroh (rohmat), dari setiap nazroh itu dicukupinya 70 hajat. Dan serendah-rendahnya hajat tersebut adalah pengampunan".
Note : 10 Sahabat saja yang meriwayatkan sudah tergolong hadits mutawatir.

Tuan Syaikh Abdul Qodir al Jailany Qs. Menjelaskan dalam Kitab Al-Guniyah Litholibi Thoriqil Haq :
فاماالصلاۃ الوردۃفی ليلۃ النصف من شعبان فهي ماءۃ ركعۃ بالف مرۃ قل هوﷲ احد فی كل ركعۃ عشر مرات وتسمی هذه الصلاۃ , صلاۃ الخير
Fa ammal sholaatul waaridatu fii lailatin nishfi min sya'baana fahiyaa mii-atu rok'atin bi alfi marrotin qul huwallohu ahadun fii kulli rok'atin 'asyru marrootin. Wa tusammaa haadzihish sholaatu sholaatul khoiri

"Adapun sholat pada malam pertengahan bulan Sya'ban yakni sebanyak 100 rokaat dengan 1000 kali membaca surat Al Ikhlas, pada setiap rokaat 10 kali bacaan. Sholat ini dinamai dengan sholat khoir".

Ikhwan akhwat rohimakumulloh,
Terkait dengan buku catatan amal, dalam sebuah hadits Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam bersabda. Dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya :

يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ
Yaa rosuulalloh, lam aroka tashuumu syahromminasy-syuhuuri maa tashuumu min sya'baana

"Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana anda berpuasa di bulan Sya'ban?"

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dzalika syahrun yagh fulunnaasu, 'anhu baina rojabin wa romadhooni, wa huwa syahrun turfa'u fiihil a'maalu ilaa robbal 'aalamiina, fa uhibbu an yurfa'a 'amalii, wa anaa shoo-imun

"Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Robb semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.'" (HR. An Nasa'i, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan Syuaib Al-Arnauth menilai 'Sanadnya hasan').

Dalam hadits di atas, Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam mengabarkan, salah satu waktu, dimana amal para hamba dilaporkan adalah ketika bulan Sya'ban. Dan karenanya, beliau memperbanyak puasa di bulan Sya'ban.

Di dalam Al Quran, setidaknya ada beberapa ayat yang menerangkan tentang buku catatan amal perbuatan manusia. Di antaranya Firman Alloh dalam Surat Al Isro ayat 71-72 yang berbunyi :

يَوْمَ نَدْعُوْا كُلَّ اُنَا سٍ بِۢاِمَا مِهِمْ ۚ فَمَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖ فَاُ ولٰٓئِكَ يَقْرَءُوْنَ كِتٰبَهُمْ وَلَا يُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا
"(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan dizalimi sedikit pun."

وَمَنْ كَا نَ فِيْ هٰذِهٖۤ اَعْمٰى فَهُوَ فِى الْاٰ خِرَةِ اَعْمٰى وَاَ ضَلُّ سَبِيْلًا
"Dan barang siapa buta (hatinya) di dunia ini, maka di akhirat dia akan buta dan tersesat jauh dari jalan (yang benar)."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 72)

Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa orang yang menerima kitabnya dengan tangan kanannya tahu bahwa dirinya termasuk penghuni surga. Apabila orang itu pemimpin dalam kebaikan, selalu mengajak pada kebaikan serta banyak pengikutnya dalam kebaikan, maka ia akan diberikan kepadanya buku yang putih. Dibagian awal tertulis keburukan-keburukannya dan dibagian akhir tertulis kabaikannya, sehingga ketika membacanya ia merasa takut dan mukanya menjadi pucat pasi. Lalu ia mendpatkan tulisan "keburukan-keburukanmu telah Aku ampuni" maka iapun menjadi sangat gembira.

Para ikhwan yang selalu bahagia,
Itulah diantara dalil amaliyah di malam nishfu sya'ban. Nah, pada malam pertengahan atau tanggal 15 bulan sya'ban ini, setelah sholat kita berdoa :

اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي
Allohumma inkunta katabtanii indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan aw mahruuman aw muqtaron 'alayya firrizqi, famhullohumma fii ummil kitaabi syaqoowatii wa hirmaanii waqtitaaro rizqii

"Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku"

Karena ada permohonan penghapusan qodho buruk menjadi qodho baik inilah maka sebagian umat Islam membid'ahkan amalan ini, karena dapat merusak tauhid.

Tentu tidaklah demikian, bulan lalu saya sudah menjelaskan tentang Qodho dan Qodar Alloh, yang merupakan rukun iman yang keenam. Qodho itu Takdir Alloh yang sudah ditetapkan (zaman azali), Qodar itu implementasi terhadap Qodho Alloh.

Nah karena kita tidak tahu takdir kita maka kita berdoa kepada Alloh agar takdir kita baik, sama halnya dengan kita berdoa mohon dipanjangkan umur, bukankah ajal manusia tidak bisa dimundurmajukan?

فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
"Maka jika datang waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan mendahulukannya sedetikpun,"[QS. An-Nahl: 61].

Betul bahwa kita tidak tahu takdir kita, karena takdir itu rahasia Alloh, tapi kita boleh bahkan harus berprasangka baik bahwa takdir kita itu baik. Kalau kita takdirnya masuk Surga, maka kita akan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang akan menghantarkan kita ke dalam Surga.

Sebagai contoh; malam ini tidak semua orang mau mengamalkan ibadah, sholat maghrib berjamaah, dzikir, sholat-sholat sunnah, lanjut sholat isya' berjamaah, dzikir, khotaman, lanjut lagi manaqiban.

Dalam manaqiban, ada baca quran, sholawat, nasehat (tanbih), doa tawasul, manqobah riwayat orang sholeh, dan tholabul 'ilmu. Juga ada silaturahmi dan shodaqoh, nah itu semua ibadah, dan akan mendapatkan ganjaran pahala yang besar, tapi meskipun itu akan mendapatkan pahala yang besar, apakah semua orang mau mengamalkannya?

Nah, mau mengamalkan dan tidak mau mengamalkannya itulah yang dinamakan Qodar Alloh untuk merealisasikan Qodho-Nya

Sabda Nabi Saw. :

اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا خَلَقَ الْعَبْدَ لِلْجَنَّةِ اسْتَعْمَلَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَمُوتَ عَلَى عَمَلٍ مِنْ أَعْمَالِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيُدْخِلَهُ بِهِ الْجَنَّةَ
Innalloha azza wa jalla, idzaa kholaqol 'abda lil jannah, ista'malahu bi 'amali ahlil jannah. Hattaa yamuuta 'alaa 'amalin min a'maali ahlil jannah, fayad khilahu bihil jannah

"Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla apabila menciptakan seorang hamba untuk surga, maka Allah menjadikannya beramal dengan amalan penduduk surga, hingga ia mati dalam keadaan beramal dengan amalan-amalan penduduk surga, lalu ia dimasukkan ke dalam surga dengan amalan tersebut".

Alhamdu Lillaah.
Semoga Alloh berkahi segalanya, semuanya, selamanya bi karamati Abah Aos al faatihah....aamiin.

Hidmat Ilmiah Manaqib
Raudhoh Nurul Hasanah
Sumur Bor, Kalideres, Jak-Bar
13 Februari 2021/29 Rojab 1442 H.
Kyai Mahmud J. Al Maghribi

Posting Komentar

0 Komentar