Ad Code

1. Jangan Membenci Ulama yang Sezaman | 2. Jangan Menyalahkan Ajaran Orang Lain | 3. Jangan Memeriksa Murid Orang Lain | 4. Jangan Berubah Sikap Meski Disakiti Orang Lain | HARUS MENYAYANGI ORANG YANG MEMBENCIMU

Ticker

6/recent/ticker-posts

DIALOG ABAH ANOM DENGAN IBUNDA MURSYIDUNA ABAH AOS

Abah Anom: "Lagi bikin apa 'bi?"

Rd Siti Mushlihat: "Lagi nyambel Pangersa"

Abah Anom: "Katanya punya anak laki-laki?"

Rd. Siti Mushlihat: "Iya kedua-duanya, yang pertama baru diantar ke Pesantren."

Abah Anom: "Siapa Namanya?"

Rd. Siti Mushlihat: "Abdul Gaos"

Abah Anom: "Coba ceritakan"

Rd. Siti Mushlihat: "Sebelum mengandung anak itu, saya bermimpi ada bulan masuk semua lewat jendela, setelah itu cahaya bulan hilang dan muncul uyut didampingi uwak (Syeikh Muhammad Kahfi dan Kiai Syarifudin) dan berkata 'neng, mama datang mau memberitahu neng mau punya anak laki-laki, namanya Abdul Gaos, syukur kalau dipesantrenkan, kalau tidak pun dia akan menjadi pewaris ilmu laduni"

Abah Anom: "terus"

Rd. Siti Mushlihat: "Alhamdulilah saya hamil, dan setelah 42x qodiran (manaqiban) anak itu lahir, hari jumat jam 3 sore 5 menit, menjelang ashar (Syeikh lahir tanggal 14 Romadhon 1363H atau tanggal 4-8-1944M jam 15.05 WIB), Alhamdulillah tidak nifas, jadi habis wiladah langsung sholat"

Abah Anom: "terus"

Rd. Siti Mushlihat: "Kemarin saya mengantar dia ke Pesantren Gegempalan Maparah Panjalu"

Abah Anom: "Naahh...yang itu untuk Abah, Abah perlu, anak Abah tidak akan ada yang jadi Kiai"

Sebuah percakapan bersejarah yang membuktikan arti penunjukan dan bukan pertunjukan. Sebuah bukti wawancara dan bukan katanya, apalagi Fenomena, yang terjadi di dunia nyata bukan dunia maya.

Sumber: Buku Suryalaya Bukan Panggung Sandiwara Perjalanan Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Bab 7 Penunjukan hal. 80-82 --

Posting Komentar

0 Komentar