Saat berusia 13 tahun, Imam Syafii berguru kepada Imam Malik. Sang guru dan sang murid akhirnya menjadi imam madzhab yang tetap eksis hingga kini. Ini adalah salah satu bukti keberkahan ilmu beliau berdua yang tak pernah dilupa zaman. Pengikut madzhab beliau banyak sekali, bermakna bahwa begitu banyak kesepakatan akal dan hati manusia akan pendapat-pendapat beliau sebagai representasi dari kebenaran.
Saya ingin berbagi informasi tentang tiga nasehat sang guru kepada sang murid, nasehat singkat yang jika dijadikan pegangan hidup maka hidup akan damai dan sehat sejahtera. Tiga nasehat Imam Malik adalah tentang ilmu ulama, hikmah hukama, dan obat para dokter untuk kesehatan badan.
Nasehat pertama adalah tentatng ilmu ulama. "Biasakan dirimu untuk mengatakan 'saya tidak tahu'." Mengakui ketidaktahuan diri adalah ilmu para ulama. Mereka yang tampil sok tahu dan serba tahu walau aslinya tak tahu adalah bukan ulama, melainkan juhala (orang-orang bodoh). Ketika semua orang berbica apa-apa yang memang diketahui dengan pasti dan diam tak berkata serta berkomentar akan sesuatu yang tidak diketahuinya, maka betapa damainya dunia, begitu tenangnya hidup.
Nasehat kedua adalah berkenaan dengan hikmah hukama. "Jadilah engkau itu orang yang paling banyak diam di antara manusia. Jika mereka benar, ikutlah kamu di dalamnya, dan jika mereka salah maka jangan ikuti mereka." Terlalu banyak bicara biasanya akan menjebakkan diri dalam beberapa ketidaknyamanan jika faktanya nanti berbeda dengan yang diduga pada awalnya. Bersikap obyektif akan kebenaran adalah sangat penting dalam kehidupan ini. Jangan pernah berpihak pada sesuatu yang salah.
Nasehat ketiga adalah berkenaan dengan obat para dokter, yaitu: "Angkatlah tanganmu dari hidangan makanan saat keingianmu untuk makan masih menggebu." Ini bermakna bahwa untuk sehat kita perlu membatasi asupan makanan kita. Terlalu banyak makan adalah penyebab munculnya banyak penyakit.
Luar biasa nasehat sang guru ini kepada muridnya. Luar biasa pula ketaatan sang murid kepada gurunya. Sang guru beruntung memiliki murid seperti itu, sang murid beruntung memikiki guru seperti itu.
H. Akbar Mardani
0 Komentar