Sekian puluh tahun yg lalu setelah dzikir berjama'ah di Masjid Nurul Asror Ponpes Suryalaya. Haji Iton Ahmad Mustofa berkata kpd Mang Ohan (Suharna);
"Katanya sebentar lagi Pangersa Abah akan naik ke Puncak Suryalaya.. Pangersa Abah mau silaturahmi kpd Abah Sepuh.. Kita ikutan ke sana juga yuk!"
"Ya Allah.. Kalo aja Abah ngajak.." Kata Mang Ohan berkata lirih penuh harap.
Tiba-tiba Pangersa Abah Anom yg akan naik ke Makam Pangersa Abah Sepuh melirik ke arah Mang Ohan. Bagi Mang Ohan hal ini seperti persetujuan dari Pangersa Abah.
Maka Mang Ohan bersama Haji Iton & beberapa ikhwan lainnya segera ikut naik. Setelah sampai di Makam Pangersa Abah Sepuh, Mang Ohan duduk di barisan paling belakang.
Pangersa Abah Anom memimpin langsung tawassul & dzikir tahlil ziarah kpd Pangersa Abah Sepuh. Maka di tengah kenikmatan dzikir tahlil, Mang Ohan mengalami suatu vision (mukasyafah).
Di dalam kondisi sedang berdzikir, Mang Ohan merasa seperti diajak berdialog oleh Aki Anta; "Tuh lihat tuh.. Kalo ikut Pangersa Abah mah nanti dapat jaminan.."
Lalu masih dlm pengalaman mukasyafahnya, Mang Ohan dipanggil oleh Pangersa Abah; "Jang sini.. Bageur kadiye.. Ayo ikut Abah..!"
Maka Mang Ohan mengikuti Pangersa Abah sampai ke suatu wilayah yg dibatasi oleh dinding tipis cahaya. Pangersa Abah berkata, "Kalo kamu mau tahu? Tuh lihat ke sana..!"
Maka Mang Ohan melihat di balik dinding tipis itu ada Pangersa Abah Sepuh bersama banyak orang, termasuk Ibu kandung & Ibu angkatnya yg sdh meninggal dunia.
"Tapi kamu gak boleh ke sana..!" Kata Pangersa Abah selanjutnya.
Rasa rindu yg menggebu kpd Ibunya, membuat Mang Ohan spontan melangkah masuk menembus dinding cahaya itu. Mang Ohan lalu bergegas memeluk Ibu kandung & Ibu angkatnya.
Ketika itu seolah2 Mang Ohan kembali menjadi anak kecil yg dielus-elus oleh kedua ibunya. Tapi keduanya sambil memarahi Mang Ohan yg telah melewati dinding batas cahaya itu. Karena siapa pun yg telah melewati batas itu tidak boleh kembali lagi.
Ternyata benar lalu datang Sang Penjaga batas cahaya menahan Mang Ohan tidak boleh kembali lagi. Tapi dlm keadaan demikian datang Pangersa Abah memegang tangan Mang Ohan sambil berkata: "Saya mau membawa anak ini.."
Mang Ohan lalu mendengar ucapan Pangersa Abah: "Sayyidunaa muhammadur rasuulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam!"
Maka dzikir tahlil ziarah selesai. Lalu Mang Ohan membuka kedua matanya. Tangan Pangersa Abah memang sedang memegang tangannya. Ternyata posisi dirinya telah berpindah ke depan. Subhaanallaah.. Wallaahu 'alam..
0 Komentar