Kamis 9 03 2017
Ketika manaqib di Sirnarasa, salah satu wakil Talqin Abah Anom "KH. Saefulloh Almabrur" Probolinggo, yang sekarang diangkat menjadi Wakil Talqin Abah Aos, menyampaikan kesaksian atas pengalaman ruhani beliau tentang kemursyidan Abah Aos.
Beliau berkata :
Setelah wafat Abah Anom, bertahun-tahun saya merasa bimbang galau karena belum meyakini dan menemukan Syaikh yang hidup pelanjut Abah Anom, sedangkan Abah Anom berkata didalam kitab Miftahusshudur:
وتجاوبه ارواح المشايخ من الشيخ الحي الى رسول الله صلى الله عليه وسلم الى حضرة الله عز وجل
Bahwa komunikasi Arwah para Syaikh silsilah TQN Suryalaya harus melalui Syaikh yang masih hidup.
Dalam mencari Syaikh pelanjut Abah Anom ini, selain dengan teori ilmiah, saya mengutamakan Riyadhoh / Tirakat.
Setelah selama 3 sampai 4 tahun saya riyadhoh / tirakat untuk mencari pelanjut Abah Anom, pada satu malam dalam keadaan fana / jadzab, saya bertemu dan dibawa oleh Abah Anom ke Jabal Qof tempat berkumpul nya para wali.
Disana berkumpul seluruh silsilah TQN Suryalaya.
Kemudian Abah Anom membawa saya ke Lauhil mahfudz. Disana Abah Anom mengambil selembar kertas bertuliskan
" عبد الغوث القطب "
Lalu Abah Anom membawa saya kembali lagi ke Jabal Qof dan di sana sudah ada Abah Aos, kemudian Abah Anom mempersaksikan dihadapan para wali bahwa Abah Aos adalah wali Quthub di zaman ini
عبد الغوث القطب.... عبد الغوث القطب.... عبد الغوث القطب ....
Saya terpaksa menyampaikan pengalaman ruhani ini, untuk menambah keyakinan kita, dan untuk menyampaikan kepada para ikhwan yang belum meyakini Abah Aos.
===
Dengan pengalaman ruhaninya ini beliau sekarang meyaqini kemursyidan Abah Aos qs.
Dan oleh Abah Aos sudah diperpanjang SIM beliau (surat ijin mentalqin).
Selanjutnya kata beliau:
"Bagi wakil Talqin Abah Anom yang lain yang belum meyakini Abah Aos....terserah mereka.
Tapi saya sampaikan, bahaya nya mengingkari wali quthub bisa mengakibatkan suul khotimah.
Walaupun tinggi ilmu, rajin ibadah jika mengingkari kewaliyan Wali Quthub / Sulthon Auliya sangat berbahaya , seperti halnya Syaikh Shon'ani yang mengingkari Kewaliyan Sulthon Auliya Syaikh Abdul Qodir Jaelani qs. "
~~~~
~~~~
Dan ini sedikit penjelasan tentang wali quthub.
فَائِدَةٌ فِى تَعْرِيْفِ اْلقُطْبِ
أَخْبَرَ الشَّيْخُ الصَّالِحُ اْلوَرَعُ الزَّاهِدُ الْمُحَقِّقُ الْمُدَقِّقُ شَمْسُ الدِّيْنِ بْنُ كَتِيْلَةُ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى وَنَفَعَ بِهِ آمِيْنَ قَالَ : كُنْتُ يَوْمًا جَالِسًا بَيْنَ يَدِي سَيِّدِي فَخَطَرَ بَبًّالِيْ أَنْ أَسْأَلَهُ عَنِ اْلقُطْبِ فَقُلْتُ لَهُ : يَاسَيِّدِي مَا مَعْنَى اْلقُطْبُ ؟
( Faedah ) mengenai definisi Wali Quthub :
telah memberitahukan seorang guru yang sholih, wara` , Zuhud, seorang penyelidik, seorang yang teliti yakni Syekh Syamsuddin bin Katilah Rahimahullaahu Ta'ala menceritakan: " suatu hari Saya sedang duduk di hadapan guruku, lalu terlintas untuk menanyakan tentang Wali Quthub. "Apa makna Quthub itu wahai tuanku?"
فَقَالَ لِيْ : اْلأَقْطَابُ كَثِيْرَةٌ ، فَإِنَّ كُلَّ مُقَدَّمِ قَوْمٍ هُوَ قُطْبُهُمْ وَأَمَّا قُطْبُ اْلغَوْثِ اْلفَرْدِ الْجَامِعِ فَهُوَ وَاحِدٌ
Lalu beliau menjawab kepadaku, "Quthub (menurut bahasa) itu banyak. Setiap muqaddam atau pemuka sufi bisa disebut sebagai Quthub-nya. Sedangkan al-Quthubul Ghauts al-Fard al-Jami' itu hanya satu.
( mafakhirul a`liyyah )
فالقطب عارف بهم جميعا ومشرف عليهم ولم يعرفه أحد ولايتشرف عليه وهو إمام الأولياء
Wali Quthub yang A`rif ( yang mengenal Allah Swt. ) berkumpul bersama mereka dan yang mengawasi mereka dan tidak mengetahuinya seorangpun juga , dan tidak mendapat kemuliaan atasnya, ia ( wali Quthub ) adalah imam para wali
( safinatul Qodiriyyah )
وثمّة رجل واحد هو القطب والغوث الذى يُغيث كلّ العالم .
Dan ada 1 orang ia adalah Wali Quthub dan Wali Gauts yang menolong di seluruh alam.
ومتى انتقل القطب إلى الآخرة حل مكانه آخر من المرتبة التى قبله بالتسلسل إلى أن يحل رجل من الصلحاء والأولياء محل أحد الأربعة .
Dan ketika Wali Quthub pindah ke akhirat keadaan tempatnya digantikan oleh peringkat lain yang sebelumnya dengan berurutan untuk menempati kedudukan orang dari para Sholaha dan Auliya yang bertempat di salah satu dari yang empat .
( safinatul Qodiriyyah )
Para Quthub senantiasa bicara dengan Akal Akbar ( akal yang agung ), dengan Cahaya-cahaya Ruh (Ruhul Anwar), dengan Pena yang luhur (Al-Qalamul A'la), dengan Kesucian yang sangat indah (Al-Qudsul Al-Abha), dengan Asma yang Agung (Ismul A'dzam), dengan Kibritul Ahmar (ibarat Berlian Merah), dengan Yaqut yang mememancarkan cahaya ruhani, dengan Asma'-asma, huruf-huruf dan lingkaran-lingkaran Asma huruf.
Dia ( wali Quthub )bicara dengan cahaya matahati di atas rahasia terdalam di lubuk rahasianya. Ia seorang yang alim dengan pengetahuan lahiriah dan batiniyah dengan kedalaman makna yang dahsyat, baik dalam tafsir, hadits, fiqih, ushul, bahasa, hikmah dan etika. Sebuah ilustrasi yang digambarkan pada Sulthanul Auliya.
By Posting TQN.
0 Komentar