Ajaran dan anjuran agar sholat berjamaah sudah sering kita dengar. Sudah terlalu banyak mubaligh menyampaikan apa fadhilah sholat berjamaah. Intinya sama: derajat spiritual sholat berjamaah lebih tinggi di banding sendirian. Tapi, ada juga yang maqomnya: masih untung mau sholat (juga)! Itu juga alhamdulillah.
Hadits Nabi di bawah ini masyhur sekali, sejak usia dini sudah diajari, sering kita dengar. Namun kok pelaksanaanya, alhamdulillah, penuh dengan 'perjuangan' ya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, melalui sahabat Ibnu Umar ra: "Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian dengan tujuh puluh derajat. Dalam riwayat lain: 'dengan dua puluh lima derajat'. (HR. Muttafaq 'alaih)
Pangersa Guru Agung Abah Aos berkisah, sejak menginjakkan kaki ke Suryalaya, alhamdulillah, tidak pernah lagi 'kedodoran'. Salah satu di antara amaliyah yang tak pernah kedodoran lagi itu adalah amaliyah sholat berjamaah.
Kita tentu bertanya, kok bisa? Tentu bisa, ada resepnya.
Secara syari'at, sholat berjamaah tentu harus ada rukun imam dan ma'mum. Ada yang tampil jadi imam, dan ada yang jadi makmum meskipun sendirian makmumnya. Cuma berdua, sah. Tapi secara teknis syari'at, seringkali syarat berjamaah ini sering tidak mudah dilakukan, misal, sedang perjalanan dan naik kendaraan umum, atau, sedang pergi ke luar negeri, sendiri, sementara kita ingin tetap sholat berjamaah. Bagaimana caranya?
Ini dari lisan Pangersa Abah di Jagat 'Arsy: 'Kalau ingin tetap dan slalu berjamaah maka tunaikanlah sholat awal waktu, seraya niatkan berjamaah kepada imam, yaitu, Syekh Mursyid."
Dulu, Abah seperti itu kepada Abah Anom: kalau mau berjamaah dan ingin berjamaah dengan Pangersa Guru Abah Anom, ya sholat awal waktu, mengapa awal waktu, karena Abah Anom sholatnya selalu awal waktu. Meskipun sendirian, di mana saja, tapi sholatnya awal waktu dan niat bermakmum kepada Guru Agung maka sholatnya adalah sholat berjamaah.
Pangersa Abah hanya sholat di awal waktu, artinya, tidak termasuk sholat yang berjamaah, apalagi berjamaah dengan Pangersa Abah, kalau kita menangguhkan, menunda-nunda sholat, apalagi mepet-mepet akhir sholat. Meski sendirian, ikhwan thoriqoh, asal sholatnya awal waktu dan niat berjamaah kepada Abah maka sungguh ia berjamaah [lihat tulisan sebelumnya tentang "ciri-ciri orang khusuk"]
Demikianlah sejatinya, ketika secara syariat pun kita menjadi imam, di kedalaman hati, kita niat bermakmum kepada Pangersa Abah, maka sholat kita terbawa berjamaah dengan beliau. Ikhtiar selalu mengikatkan diri kepada Pangersa Abah sekaligus merupakan pelaksanaan amaliyah 'wajib' dalam thoriqoh yakni: robithoh kepada Guru Mursyid.
Kita niat berjamaah sholat kepada Pangersa Abah karena Abah juga selalu memakmumkan diri kepada gurunya, gurunya kepada gurunya, gurunya kepada gurunya, hingga gurunya bermakmum kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw. Jadi, kalau di-bypass, secara hakikatnya hakikat, kita sesungguhnya berjamaah kepada Baginda Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam.
Alhamdulilah, kita mah ikut saja, kepada yang ikut kepada yang ikut kepada yang ikut dengan Kanjeng Nabi saw dan seluruh kekasih Alloh sampai kehadirat Alloh subhanahu wata'ala.
Akhirnya, semoga Alloh berkahi diri kita dengan curahan karomah istiqomah berjamaah, baik di dalam maupun di luar sholat, dengan para kekasihNya khusus Pangersa Abah Aos, alfatihah. Amin.
Salam khidmah wal barokah,
Abah Jagat [Pembantu Khusus Abah Aos, Wakil Talqin Syeikh Mursyid]
*) Kepada siapa saja yang ingin mengambil haknya, Talqin Dzikir Thoriqoh Rosululloh min ruhi Jibril al-Matin, silakan datang ke Pesantren Pecinta Kesucian Jiwa SIRNARASA, Ciceuri, Panjalu, Ciamis. Atau, silakan kunjungi Madrosah Tqn Ma'had Suryalaya dan atau hubungi Wakil Talqin Hadrotusyeikh terdekat di kota Anda.
Keterangan Foto:
# Pangersa Abah sedang melaksanakan rangkaian sholat isyroq di Beijing, persisnya di Istana the Forbidden City. Karena selalu siaga wudlu, begitu masuk waktu sholat, langsung saja sholat. Dan masih banyak contoh Pangersa melakukan ini, misal ketika berkunjung ke Stadion Barnabeu markas Real Madrid Spanyol, menjelang permainan dan tiba waktu sholat, langsung saja sholat di bangku penonton, juga tentu dg dzikirnya. Tidak terhalang apapun awal waktu dan berjamaah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, melalui sahabat Ibnu Umar ra: "Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian dengan tujuh puluh derajat. Dalam riwayat lain: 'dengan dua puluh lima derajat'. (HR. Muttafaq 'alaih)
Pangersa Guru Agung Abah Aos berkisah, sejak menginjakkan kaki ke Suryalaya, alhamdulillah, tidak pernah lagi 'kedodoran'. Salah satu di antara amaliyah yang tak pernah kedodoran lagi itu adalah amaliyah sholat berjamaah.
Kita tentu bertanya, kok bisa? Tentu bisa, ada resepnya.
Secara syari'at, sholat berjamaah tentu harus ada rukun imam dan ma'mum. Ada yang tampil jadi imam, dan ada yang jadi makmum meskipun sendirian makmumnya. Cuma berdua, sah. Tapi secara teknis syari'at, seringkali syarat berjamaah ini sering tidak mudah dilakukan, misal, sedang perjalanan dan naik kendaraan umum, atau, sedang pergi ke luar negeri, sendiri, sementara kita ingin tetap sholat berjamaah. Bagaimana caranya?
Ini dari lisan Pangersa Abah di Jagat 'Arsy: 'Kalau ingin tetap dan slalu berjamaah maka tunaikanlah sholat awal waktu, seraya niatkan berjamaah kepada imam, yaitu, Syekh Mursyid."
Dulu, Abah seperti itu kepada Abah Anom: kalau mau berjamaah dan ingin berjamaah dengan Pangersa Guru Abah Anom, ya sholat awal waktu, mengapa awal waktu, karena Abah Anom sholatnya selalu awal waktu. Meskipun sendirian, di mana saja, tapi sholatnya awal waktu dan niat bermakmum kepada Guru Agung maka sholatnya adalah sholat berjamaah.
Pangersa Abah hanya sholat di awal waktu, artinya, tidak termasuk sholat yang berjamaah, apalagi berjamaah dengan Pangersa Abah, kalau kita menangguhkan, menunda-nunda sholat, apalagi mepet-mepet akhir sholat. Meski sendirian, ikhwan thoriqoh, asal sholatnya awal waktu dan niat berjamaah kepada Abah maka sungguh ia berjamaah [lihat tulisan sebelumnya tentang "ciri-ciri orang khusuk"]
Demikianlah sejatinya, ketika secara syariat pun kita menjadi imam, di kedalaman hati, kita niat bermakmum kepada Pangersa Abah, maka sholat kita terbawa berjamaah dengan beliau. Ikhtiar selalu mengikatkan diri kepada Pangersa Abah sekaligus merupakan pelaksanaan amaliyah 'wajib' dalam thoriqoh yakni: robithoh kepada Guru Mursyid.
Kita niat berjamaah sholat kepada Pangersa Abah karena Abah juga selalu memakmumkan diri kepada gurunya, gurunya kepada gurunya, gurunya kepada gurunya, hingga gurunya bermakmum kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw. Jadi, kalau di-bypass, secara hakikatnya hakikat, kita sesungguhnya berjamaah kepada Baginda Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam.
Alhamdulilah, kita mah ikut saja, kepada yang ikut kepada yang ikut kepada yang ikut dengan Kanjeng Nabi saw dan seluruh kekasih Alloh sampai kehadirat Alloh subhanahu wata'ala.
Akhirnya, semoga Alloh berkahi diri kita dengan curahan karomah istiqomah berjamaah, baik di dalam maupun di luar sholat, dengan para kekasihNya khusus Pangersa Abah Aos, alfatihah. Amin.
Salam khidmah wal barokah,
Abah Jagat [Pembantu Khusus Abah Aos, Wakil Talqin Syeikh Mursyid]
*) Kepada siapa saja yang ingin mengambil haknya, Talqin Dzikir Thoriqoh Rosululloh min ruhi Jibril al-Matin, silakan datang ke Pesantren Pecinta Kesucian Jiwa SIRNARASA, Ciceuri, Panjalu, Ciamis. Atau, silakan kunjungi Madrosah Tqn Ma'had Suryalaya dan atau hubungi Wakil Talqin Hadrotusyeikh terdekat di kota Anda.
Keterangan Foto:
# Pangersa Abah sedang melaksanakan rangkaian sholat isyroq di Beijing, persisnya di Istana the Forbidden City. Karena selalu siaga wudlu, begitu masuk waktu sholat, langsung saja sholat. Dan masih banyak contoh Pangersa melakukan ini, misal ketika berkunjung ke Stadion Barnabeu markas Real Madrid Spanyol, menjelang permainan dan tiba waktu sholat, langsung saja sholat di bangku penonton, juga tentu dg dzikirnya. Tidak terhalang apapun awal waktu dan berjamaah.
0 Komentar