Ad Code

1. Jangan Membenci Ulama yang Sezaman | 2. Jangan Menyalahkan Ajaran Orang Lain | 3. Jangan Memeriksa Murid Orang Lain | 4. Jangan Berubah Sikap Meski Disakiti Orang Lain | HARUS MENYAYANGI ORANG YANG MEMBENCIMU

Ticker

6/recent/ticker-posts

Pengertian Mursyid dan Wali



Kata mursyid secara bahasa berasal dari bahasa Arab, bentuk isim Fail dari kata kerja arsyada-yursidumursyidun” artinya pemberi petunjuk atau pembimbing. Tentunya menujukkan atau membimbing kepada jalan yang lurus atau jalan yang benar atau disebut juga thariqat mustaqim. Hal ini juga dapat kita lihat dari bentuk masdarnya, yaitu kata “rusydu”, yang berarti jalan yang benar atau kebenaran. Maka jelas dari pendekatan kebahasaan, mursyid berarti seorang penunjuk ke jalan yang benar atau jalan yang lurus (syratul mustaqim).
Kata mursyid dalam arti penunjuk jalan yang lurus disebutkan pula dalam al-Qur’an dengan kata lain kata mursyid juga sebagai bahasa al-Qur’an. Allah berfirman:
من يهد الله فهو المهتد ومن يضلل فلن تجد له وليا مرشدا (الكهف: 17)
“Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (Q.S. Al-Kahfi: 17)
Lalu apakah jalan yang lurus atau yang benar itu? Jika kita melihat al-Qur’an, jalan yang lurus itu adalah jalan Allah atau agama islam` namun dalam redaksinya terkadang juga diungkapkan dengan kata thariqat di samping dengan kata sabilillah. Jalan yang lurus atau agama islam ini akan menyelematkan kita di dunia dan di akhirat, dan sebaliknya jalan selainnya adalah jalan yang sesat dan akan membuat kita merugi. Allah berfirman:
وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلك وصكم به لعلكم تتقون (الأنعام: 153)
 “Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus (agama islam). Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain yang akan mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. al-An’am: 153)
Allah berfirman:
وأن لو استقاموا على الطريقة لاستقيناهم ماء غدقا ( الجن: 16)
“ Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama islam), niscaya kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.” (al-Jin: 16)
            Allah berfirman:
ومن يبتغي غير الإسلام دينا فلن يقبل منه وهو فى الآخرة من الخاسرين (آل عمران: 85)
“Dan barang siapa mencari agama selain islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi (Q.S. Ali-Imran: 85)
Berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an tersebut di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa mursyid adalah seseorang yang membimbing atau memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, yaitu jalan Allah atau agama islam dengan pertolongan Allah Swt. Jadi kalau saja ada seorang yang dapat membimbing masyarakat kepada jalan yang benar dengan mengamalkan ajaran islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadis, meskipun tidak mengatasnamakan suatu lelmbaga thariqat tertentu, maka ia sah dikatakan sebagai mursyid.
Adapun wali Allah secara bahasa berarti kekasih Allah. Sedangkan  secara syar’I wali Allah adalah orang yang menjadi kekasih Allah karena dapat beriman dan senantiasa bertakwa, sebgaimana firman Allah:
الا ان اولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون الذيى آمنوا وكانوا يتقون (يونس:62-73)   
“Ingatlah wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati, yaitu orang-oang yang beriman dan senantiasa bertakwa.” (Q.S. Yunus:62-63)
Di samping memiliki sifat pembimbing seorang mursyid tidak boleh tidak harus seorang wali Allah yaitu orang yang beriman dan bertakwa kepada-Nya. Maka orang yang tidak beriman dan bertakwa tidak bisa disebut wali Allah apalagi disebut mursyid. Jadi logikanya setiap mursyid harus seorang wali, tetapi tidak setiap wali harus menjadi mursyid. Wali atau predikat orang yang beriman dan bertakwa harus melekat pada pribadi seorang mursyid. Sementara untuk dapat beriman dan bertakwa kepada Allah, hanya akan dapat dicapai bila mana seseorang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan dan sunnah Rasulullah.

Posting Komentar

0 Komentar